Limbah tak selamanya harus dibuang. Ia juga bisa dimanfaatkan untuk mengais rezeki. Misalnya dengan secara kreatif menyulapnya menjadi sandal yang cantik.
Sandal tak selalu terbuat dari bahan kulit atau karet sintetis. Limbah karpet berbahan karet pun bisa menjadi sandal unik dan menarik sehingga diminati masyarakat. Lihat saja usaha pembuatan sandal milik Khairul Asri yang menggunakan bahan limbah karpet.
Awalnya ia hanya coba-coba, karena merasa bukan perajin sandal. Tapi seiring sepinya usaha jualan sepatunya, Khairul pun banting setir mencari alternatif lain. Pilihan akhirnya jatuh pada profesi perajin sandal dari bahan limbah karpet dari pabrik. Ia terdorong untuk menciptakan sebuah produk yang berbeda.
Dengan modal hanya sebesar Rp 200 ribu, tangan kreatif Khairul berhasil menyulap limbah karpet itu menjadi sandal-sandal yang cantik. Di awal-awal usahanya, ia hanya mampu menjual 5 sampai 10 pasang sandal. Itu pun hanya di sekolah Taman Kanak-Kanak tempat anaknya belajar. ”Awalnya saya nggak nyangka kalau sandal itu laku,” kisah pria kelahiran Riau 1969 ini.
Seiring berjalannya waktu, para wali murid yang melihat sandal buatan Khairul mulai tertarik. Informasi seputar sandal dari spon pun menyebar, terutama di kalangan orangtua murid TK. Kini, pada tahun kedua bisnisnya, omzet penjualan sandal Khairul mencapai belasan juta rupiah.
Tidak Mahal
Harga sandal-sandal cantik buatan Khairul sangat terjangkau, sekitar Rp 15 ribu untuk ukuran kaki anak kecil, dan Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu untuk orang dewasa. Belum lagi souvenir seperti gantungan kunci, bingkai foto, tas, dan rumah boneka Barbie yang harganya terjangkau dengan kisaran Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu.
Khairul resmi membuka usaha ini pada tahun 2006. Ia memakai merk Sandal Spon WEA. WEA diambil dari huruf dari ketiga nama depan anaknya (Wahid, Erik dan Ando).
Dalam menjalankan usahanya, Khairul dibantu Darni, istrinya, dan enam karyawan yang merupakan para tetangga di lingkungan tempat tinggalnya di Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
”Saya menyadari bahwa rezeki ini bukan hanya untuk saya dan keluarga semata, tapi juga untuk orang lain, karenanya saya memberdayakan tetangga sekitar,” paparnya.
Keenam karyawan yang ikut Khairul ini dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama khusus pemotongan pola sandal; kedua bagian penganyaman tali sandal berbentuk tali kepang; dan kelompok ketiga, pengeliman sekaligus finishing.
Tak banyak memang peralatan yang dibutuhkan untuk membuat sandal limbah ini. Yang terpenting, trampil dalam memotong pola sandal yang sudah dibentuk. Didukung beberapa peralatan standar, seperti gunting, cuter, lem, bahan spon.
Meski sandal jepit dan terbuat dari bahan limbah karpet karet, namun desain produk Khairul ini cukup menarik. Misalnya tali sandalnya adalah anyaman kepang dari perpaduan tiga warna karet. Hiasan yang ada di sandal merupakan bahan baku daur ulang beraneka warna.
Sayangnya, meski menciptakan lapangan kerja baru, Khairul masih terbentur ketersediaan bahan baku, yakni karpet daur ulang dari pabrik. Meski begitu, Khairul terus berupaya menjalankan usaha ini. Bahkan kini dia mampu memenuhi pesanan hingga 300 pasang setiap pekannya.
Rajin Ikut Pameran
Khairul tidak membuka grosir. Ia hanya melayani pembelian dengan sistem pesanan dan langsung. Biasanya, ia hanya menjual melalui toko, ia juga rajin mengikuti bazar dan pameran-pameran. Tak heran jika produk buatannya sudah bisa menembus pasar di luar Jawa seperti Jabodetabek, Balikpapan, Pekanbaru, Medan, Padang, Banjarmasin, dan Makassar.
Saat ini, kapasitas produksi per hari bisa mencapai jumlah 50-70 pasang, Khairul mengaku bisa meraih omzet Rp 5 juta- Rp 10 juta per bulannya. Setelah dipotong biaya operasional, ia mengaku bisa meraih keuntungan 50 persen per bulannya. "Belum sebesar ketika saya buka toko dulu. Tapi saat ini cukuplah untuk membiayai anak-anak saya sekolah," ujarnya merendah.
Sandal dengan produk WEA ini dipasarkan juga lewat internet. Ini ada ceritanya. Seorang pelanggan Khairul di Jakarta yang kerap memesan lebih dari 10 pasang ternyata pusing menawarkan lagi sandal yang sudah dia beli ke orang lain di internet, "Nah, ketimbang orang lain yang memasarkan lewat internet, kenapa bukan langsung saya saja yang memasarkan? Setelah tanya sana-sini, akhirnya saya pasang di situs iklan baris yang ada di internet," terang Khairul yang memasang iklannya di salah satu situs di internet.
Khairul juga memanfaatkan tetangga rumah sebagai mitra kerja. Tak heran pemberdayaan terhadap tetangga yang dilakukan Khairul mendapat lirikan beberapa media, seperti media cetak dan elektronik. Bahkan saat diwawancara Majalah Gontor, sehari sebelumnya Khairul syuting //off air// dalam tayangan //Empat Mata// besutan Tukul Arwana.
Pemberitaan ini rupanya membawa dampak positif. PT Telkom, perusahaan telekomunikasi terbesar yang selama ini banyak membina para perajin UKM juga mulai tertarik dan menjadikannya sebagai anggota binaan. Sebagai binaan, sandal spon WEA juga diikutsertakan dalam beberapa pameran, seperti pameran produk BUMN 2008.
Di ajang //Inacraft// di JCC Jakarta, produk sandal WEA juga ikut dipamerkan. Sayangnya bukan oleh Khairul pribadi, tapi oleh pemain besar lain yang kerap ikutan pameran. Buat Khairul, soal itu tak masalah karena yang penting produknya bisa laku dan dikenal orang. Bahkan, penjual yang juga perajin konveksi tadi menjadi salah satu pelanggan tetap Khairul sampai sekarang.
Setelah tiga tahun menggeluti usaha dan mengikuti beberapa pameran, ia sempat ditawari oleh pengunjung bazaar yang diikutinya untuk memproduksi 1000 pasang sandal untuk dibawa ke pameran di Belanda. Jika harga deal, tak lama lagi produknya akan //go international//.
Khairul mengakui, setelah mengikuti beberapa event pameran, ia banyak menambah wawasan dan ilmu usaha karena bisa belajar dan //sharing// pengalaman dengan peserta lainnya. Setiap ada pameran, ia mengakui omzet usahanya meningkat hingga 20 persen.
Dengan pembuatan yang semuanya masih dilakukan manual, Khairul berencana mematenkan produknya. Pasalnya, perajin seperti dirinya sudah mulai banyak meski dengan kreasi yang berbeda. Dampaknya, bahan baku yang dulu mudah diperoleh dengan murah, kini mulai langka dan harganya mulai naik./Fathurroji
1 komentar:
A L D I WASTE MANAGEMENT
DIBELI BARANG DENGAN HARGA YANG TERBAIK :
JERIGEN PUTIH 5L , 10L , 20L , 30L
JERIGEN ABU 30L
DRUM PLASTIK 120L , 200L
DRUM BESI KOSONG
PIRINGAN CD / DVD
TUTUP AQUA GALON / TUTUP BOTOL
BOTOL INFUS
MINYAK JELANTAH EX RESTO / CATERING / HOTEL , DLL
OLI BEKAS GENSET
KOMPUTER SET , CPU , PRINTER , KURSI , FILLING CABINET , BRANKAS , AC 3 PK KEATAS , KONDISI RUSAK
AKI BEKAS MOBIL / MOTOR / UPS / TOWER BTS
TEMBAGA LIDI KUPAS / NON KUPAS
BIJI PLASTIK PET POLYESTER *
KULIT KABEL “PE GILA” , PVC UDAH GILING , PP HITAM , PP NATURAL ,
PC GALON , DLL *
BELI KAYU GAHARU
AIR FIXER BEKAS *
MCB / KONTAKTOR / BREAKER / RELAY / PCB
PLASTIK KEYBOARD
PLASTIK EX RONTGEN
FILM EX OFFSET ( + / - )
PAPAN JALUR
FILM NEGATIF , FILM POSITIF KORAN
GELAS PLASTIK PP UKURAN 8 – 30oz ( BARU )*
GELAS KERTAS 6 – 20oz ( BARU )*
HANGER BAJU HITAM *
RINSO CURAH *
SUSU KENTAL MANIS FRISISAN FLAG ( SACHET / KALENG )
ROYCO (KADAR)
INDOMIE SOTO & GORENG ( BARU / KADAR )
SABUN MANDI BATANGAN / CAIR ( DETTOL , DLL ) *
ODOL PEPSODENT
SOFFEL (LOTION ANTI NYAMUK)
MINYAK ANGIN *
PEMBERSIH LANTAI SACHET
KOREK API GAS (TOKAI , DLL)
BATU BATERAI AA / AAA
SANDAL ANAK2 / DEWASA *
SEPATU ANAK2 / DEWASA *
KERTAS NASI *
MIE / SOUN / BIHUN / ROTI KADALUARSA *
LAKBAN PUTIH / COKLAT *
SARDEN MACKAREL MERK “BOTAN / MAYA”
ANEKA SUSU BUBUK KADALUARSA (KALENG / NON KALENG) *
SERBA MARGARIN CUP / SACHET / KILOAN ( BARU / KADALUARSA ) *
SERBA ATK *
SERBA PERABOT ( PIRING , SENDOK , GELAS , MANGKUK , KUALI , WAJAN , PANCI , SAPU LIDI , SAPU PLASTIK ) *
KRAN DISPENSER *
DLL DLL DLL DLL
CATATAN :
- SEBUT HARGA JUAL LANGSUNG
- HANYA MELAYANI PEMBAYARAN TUNAI
- ALAMAT JELAS & LENGKAP DIBERITAU
- TIDAK MELAYANI INFO / JUDUL SAJA
- BARANG SUDAH SIAP JUAL
- TIDAK MELAYANI TANYA – JAWAB HARGA
- SAMPEL HARUS ADA ( TANDA * )
HUBUNGI:
TELP / SMS / WHATSAPP
( 089650091317 )
ANOM & TEAM
Posting Komentar