Selasa, 09 September 2008

Usaha Jilbab Online


Bagi kaum hawa, berbisnis tak harus seharian di luar rumah. Di dalam rumah pun bisnis bisa dijalankan. Mungkin bisnis yang satu ini boleh dijajal, yakni bisnis jilbab via online. Mau tau? Ikuti kisahnya.

Lihat saja semangat kedua ibu rumah tangga Agustina Udayasari dan Sukmasari ini. Sebelum terjun di bisnis online, keduanya bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan besar, namun karena pertimbangan ingin mengasuh anak lebih intensif, akhirnya keduanya memilih bisnis yang bisa dijalankan dari rumah, yakni membuka toko online, alias via internet.

Tak pelak, keduanya pun bisa fokus mengasuh anak, bisnis pun berkembang. Keduanya memilih jilbab dan busana muslimah sebagai ladang bisnisnya, karena keduanya tak akan pernah basi dipasarkan.

Agustina Udayasari atau yang akrab dipanggil Tina ini menjalankan bisnisnya melalui dua jalur, yakni jalur toko offline dan online. Ibu dua anak ini memulai usahanya sejak tahun 2006. Modal awal yang disiapkan hanya Rp 6 juta.

Saat ini toko online yang dibangun Tina ada tiga buah, yaitu omahkerudung.com, rumahmuslim.com, dan azkacollections.com begitu juga toko offline yang dikembangkan sudah ada tiga tempat, yaitu rumah kerudung lamara, rumah baju lamara dan azka collections, semuanya berada di ITC Cempaka Mas, Jakarta.

Sebelum mengambil keputusan berbisnis jilbab, Tina yang lulusan Elektro Univesitas Indonesia jurusan komputer ini pernah berdagang produk selimut sisa ekspor, batik, dan bantal cinta. Produk-produk itu ia pasarkan ke beberapa teman yang ada di perkantoran. Namun hanya bertahan tiga bulan, setelah itu ia beralih ke produk jilbab.

”Waktu itu benar-benar memulai dari nol tanpa memiliki background bisnis sama sekali,” kisahnya.

Alasan memilih jilbab, karena jilbab sekarang sudah menjadi barang yang biasa digunakan Muslimah. Bahkan tampilannya yang modis membuat jilbab banyak diminati Muslimah. Selain itu, karena modis, maka pemakaiannnya pun juga cepat. Alias cepat ganti-ganti. Hal ini berbeda dengan jenis pakaian.

Produk jilbab yang dijajakan Tina berasal dari produsen ternama seperti Lamara, bahkan di Jakarta hanya ada di dua tempat, yakni di outletnya dan pusat grosir Cililitan. ”Saya bersyukur bisa menjadi distributornya, dan alhamdulillah sekarang berkembang, ” paparnya.

Dengan bermodal keyakinan bahwa bisnis yang dijalaninya bisa berkembang, akhirnya ia tekuni bisnis ini menjadi lebih besar. Pangsa pasarnya pun mampu merambah ke manca negara. Seperti Singapore, Malaysia, Brunei, dan Australia. Sedangkan untuk wilayah Indonesia, mulai dari Sabang hingga Papua.

Tak heran jika dalam sebulam sekitar 5.000 buah lebih jilbabnya bisa dijual ke konsumen. Tina mengaku dalam sebulan omsetnya bisa mencapai angka Rp 300 juta. Sedangkan keuntungannya, Tina mengambil sekitar 10 persen.

Tina membandrol jilbabnya kisaran harga mulai Rp 25 ribu hingga Rp 75 ribu, namun kelebihan dari jilbabnya bahan yang digunakan dari bahan Lycra produksi China, yang kualitasnya halus dan nyaman dipakai.

Melihat pemasaran yang cukup baik, ibu yang pernah menjadi karyawan Indofood ini berencana membuka satu toko offline lagi di tempat yang terpisah. Rencananya sesudah lebaran, toko tersebut sudah bisa beroperasi.

Untuk memaksimalkan pelanggan, Tina menempuh jalur dunia internet untuk pengembangan pemasaran. Jika sudah mengenal lewat online, tak jarang para konsumen beralih ke offline untuk melihat langsung produknya.

Ibu dua putra ini mengaku kalau dirinya banyak terbantu dengan model online, pasalnya pangsa pasarnya bisa menembus lintas batas, hingga ke manca negara. Inilah yang menjadi alasan mengapa ia memiliki tiga toko online. ”Dalam sebulan bisa mencapai lebih dari 2.000 orang pengunjung online,” paparnya.

Menurut istri dari Teguh Atmajaya ini, untuk mendapatkan pengunjung yang banyak di webistenya, ia berusaha mengoptimalkan Search Engine Optimization (SEO) di google supaya mendapatkan rating tinggi, melalui email-email dan milis.

SEO menurut Tina merupakan salah satu trik bagi para penjual online, bukan hanya untuk goods tapi juga untuk services, sehingga ketika seseorang mencari kata kunci tertentu via mesin pencari (search engine) seperti google atau yahoo, maka webnya akan tampil di halaman awal.

Dalam menjalankan bisnisnya, Tina merasa mengalami kendala di bidang sumber daya manusianya. Karena untuk sistem online, tenaga yang mengoperasikan dirinya sendiri bersama suami. Karena belum ada delegasi yang tepat untuk sistem online ini. Sedangkan di toko offline, ia masih mencari tim yang lebih baik.

Untuk sistem online, Tina hanya mengeluarkan kocek sebesar Rp 300 ribu per tahun untuk membayar domain dan hosting. Sedangkan untuk IT-nya dirinya mengandalkan sang suami yang juga orang IT.

Bagi Tina, berwirausaha itu tidak sesulit yang dibayangkan orang. Siapa pun bisa menjadi pebisnis ulung. Modalnya adalah keyakinan dan semangat dalam menjalankannya. ”Siap action !" tegasnya.

Selain itu, seseorang harus memiliki keyakinan atas apa yang difikirkan atau yang diimpikan. Artinya, dengan keyakinan yang kita bentuk dalam fikiran, akan menarik dan mendekatkan kita kepada impian yang kita bentuk dalam fikiran.

Menurut Tina, sebagian orang mengatakan bahwa bisnis ibarat pisau bermata dua, yakni satu sisi menghadirkan kegagalan dan sisi lainnya mendatangkan kesuksesan. Memang ada benarnya, karena bisnis memiliki dua resiko, untung dan rugi.

Tapi ingat, tambah Tina, bahwa bukan hanya bisnis yang memiliki dua resiko yang bertolak belakang namun hampir seluruh aspek kehidupan ini akan menemui dua kutub yang berbeda, misalnya kaya dan miskin, sehat dan sakit, tua dan muda surga, dan seterusnya.

So, saran saya jangan pernah takut terhadap pilihan yang kita buat saat ini. Pilihan ini akan mewujudkan mimpi menjadi kenyataan,” tegasnya.

Berbeda dengan Tina, Sukmasari memilih toko online karena lebih mudah menjalankannya. Sukma memulai usaha bisnis sejak Juli 2007. Awalnya ia sebagai pegawai kantoran yang menerima gaji bulanan. Namun jiwa wirausahanya yang terus muncul membuatnya harus melepas pekerjaannya dan beralih ke usaha jilbab.

Dengan modal hanya Rp 700 ribu, ia memanfaatkan internet dalam rumahnya untuk menjaring pelanggan dari berbagai penjuru di Nusantara bahkan manca negara. Bagi Sukma, pemasaran melalaui internet memudahkannya untuk menampilkan berbagai macam produk dan modelnya kepada customer.

Ibu satu anak ini memasang produknya di nadirahouse.blogspot.com ini merasa setiap bulannya ada peningkatan pengunjung yang mampir ke bloggernya. Pada desember 2007 pengunjungnya sudah mencapai 1.985 orang. Dan akhir Mei 2008 pengunjung nadirahouse meningkat menjadi 4.638 orang.

Setelah tetangga mengetahui kalau Sukma hanya mengakses internet dalam pemasaran usahanya, para tetangga pun mulai belajar internet dan ada beberapa yang mencoba melakukan pemasaran produk lain via internet. ”Bersyukur tetangga jadi melek internet,” paparnya.

Saat ini Sukma belum memikirkan membuka toko offline, ia lebih suka toko online, pasalnya selain cost bulanan yang cukup ringan, pemasaran juga mudah dan murah. Karena tidak membutuhkan tenaga pemasaran. ”sebenarnya banyak yang menyarankan buka offline, tapi nanti dulu,” paparnya.

Sukma menceritakan, dari hasil riset yang ia lakukan di salah satu mall grosir di Cililitan, bahwa sewa tokonya mencapai Rp 20 - 30 juta per tahun. Selain itu juga harus memerhitungkan gaji karyawan, biaya kebutuhan listrik atau kebersihan.

Kendati pemasarannya bergerak di dunia maya, omset yang ia raup dalam sebulan tak kalah dengan toko-toko offline, yaitu Rp 50 juta per bulan. Dari total nilai omset, Sukma mengambil untung antara 10 hingga 25 persen. ”Ini cukup membesarkan hati saya untuk lebih fokus kepada bisnis online ini,” paparnya.

Bagi istri M Zenial Budiman ini, bisnis online ini tantangan buat dirinya, ”Saya ingin membuktikan bisnis online tidak kalah omsetnya dengan bisnis offline. Kalau orang lain buka toko offline ke dua, ketiga, dst...saya rencanakan buka toko online kedua, ketiga, ...” paparnya.

Sukma memang tidak membuat sendiri jilbab yang dipasarkan. Tapi ia mengambil dari beberapa produsen jilbab seperti Maiara, Zatta, el Zoya, dan Arrina. Model-model jilbab yang layak jual, ia tampilkan di bloggernya. Jika ada pesanan dari pelanggan, ia tinggal mengambil barangnya.

Harga yang dipatok pun berfariasi, harga eceran mulai Rp 34 ribu hingga Rp 70 ribu. Sedangkan untuk harga grosir lebih murah. Misalnya yang harga Rp 34 ribu menjadi Rp 24 ribu.

Kini, pelanggannya sudah merambah pasar luar negeri, misalnya ke Malaysia, Singapore, Australia, Denmark, dan Seattle USA. Sedangkan untuk pasar dalam negeri mulai dari Aceh hingga Papua. ”Alhamdulillah bisnis saya jalan, saya juga bisa mengasuh anak sendiri di rumah,” ungkapnya. [] roji

BOKS

10 Tips Mengelola Toko Online

Beberapa tips bagi Anda yang akan atau sudah membuka bisnis online khususnya toko online:

1. Tumbuhkan kepercayaan pada toko online Anda. Misalnya menunjukkan indentitas jelas. Mencantumkan nama, alamat lengkap bahkan foto pelaku usahanya, jadilah orang yang gaul di internet dengan cara aktif dalam mills ataupun blog-blog agar dikenal.

2. Rajin memberi tips dan trik. Jangan hanya mengisi toko dengan pajangan produk jualan saja tetapi juga dengan newsletter unik dan bermanfaat yang berkaitan dengan produk jualan yang ditawarkan.

3. Bergaul dengan google, caranya sering mengupdate data-data dalam toko online Anda. Karena google juga akan mengupdate data Anda secara otomatis.

4. Bangunlah kredibilitas dengan cara tidak hanya menjual produk tapi juga mengenali produk. Misanya, jika menjual baju sebaiknya juga menyediakan newsletter yang berkaitan dengan tips.

5. Tampilkan testimoni dari pembeli, hal ini menggambarkan bahwa banyak yang menyukai toko online Anda.

6. Buatlah pengunjung dan permbeli merasa nyaman, dengan nilai lebih dari toko online seperti newsletter yang menarik, isi yang sering di-update dan situs yang interaktif terhadap pengunjung.

7. Bangunlah komunitas, karena dengan menciptakan pelanggan yang loyal, ke depannya bila menjual produk lain maka pembeli akan langsung percaya.

8. Membangun sistem afiliasi, dengan membiarkan orang lain menjadi salah satu agen kita.

9. Hindari spam yaitu mengirim email yang mengenalkan toko kita ke sembarangan email orang lain tanpa diminta. Hal ini hanya akan menurunkan kredibilitas toko online Anda.

10. Beriklan lewat artikel. Dalam arti buatlah bahasa iklan seperti membaca artikel karena tidak ada satu pun orang suka membaca iklan. [] berbagai sumber

2 komentar:

aplikasi android mengatakan...

menarik Kak, terimakasih banyak atas informasinya yang menarik dan penuh manfaat...
Aplikasi Kasir Android Gratis

Gila Otomotif mengatakan...

artikel yang bermanfaat.. yuk lihat web baru saya di Tutorial Hijab