Selasa, 09 September 2008

Bodyguard jadi Konglomerat

Muhammad Ali Ahmad

Kurun 7 tahun, Muhammad Ali Ahmad sukses membangun kerajaan bisnisnya di bidang pengadaan security berbendera PT Security Phisik Dinamika (SPD). Kini, ia memiliki karyawan tetap 120 orang dan pasukan security siap pakai sebanyak 3000 personil. Bagaimana kiatnya?

Muhammad Ali Ahmad (41) atau yang akrab dipanggil Alex adalah pendiri dan Direktur Utama PT Security Phisik Dinamika (SPD). Sebuah perusahaan jasa pengamanan yang dirintis sejak November 2000.

Alex muda, anak yang punya keinginan keras masuk dunia militer, namun keinginan itu tak tercapai lantaran sejak duduk di bangku sekolah menengah, ibunya, Zainab, tak mengijinkan putra bungsunya terjun ke dunia militer. ''Zaman dulu militer itu identik dengan perang, itu yang melekat dalam pemikiran ibu saya. Kalau ibu mau anaknya itu berhasil dalam bidang yang tidak usah menyangkut perang-perangan,'' kisahnya.

Kendati dilarang, tak membuat pria kelahiran Makassar, 18 Februari 1966 ini meninggalkan berbagai aktifitas yang identik dengan dunia kemiliteran. Bermodalkan hobi membentuk tubuh dan mengamankan orang lain, Alex yang bertubuh macho ini suatu ketika diajak temannya untuk menjadi bodyguard di bawah payung Consolidated Service International (CSI) tahun 1997—Sebuah perusahaan jasa pengamanan yang berpusat di Amerika dan memiliki puluhan cabang di dunia, termasuk Indonesia. Awalnya ia hanya sebagai physical security assistant, namun berkat kemampuannya ia menjadi chief security.

Tak lama di CSI, Alex pindah ke Bina Escorta Dinamika dengan jabatan terakhir Deputi Operasional (akhir 1998). Dari situ, Alex pindah lagi ke Sentral Security Fisik Indonesia hingga tahun 2000. Sampai tahun 2004, Alex tercatat pernah “mengawal” beberapa orang-orang penting di negeri ini. Sebut saja Menteri Perdagangan RI Fahmi Idris, mantan Pangkostrad Prabowo Subianto dan mantan Pangab Wiranto.

“Sejak awal saya memang pengawal. Ini memang sesuai dengan karakter dan jiwa saya,” tandas Alex mantan aktivis pecinta alam di Universitas Muslim Indonesia (UMI), Makassar ini.

Merasa sudah cukup mengetahui seluk beluk bisnis pengamanan, suami tujuh anak ini akhirnya mendirikan sendiri perusahaan di bidang pengamanan pada 22 Agustus 2000 dengan nama PT Security Phisik Dinamika (SPD). Dan ia pun menjabat sebagai Panglima di perusahaan yang ia rintis.

Tak semudah membalikkan telapak tangan, demikian kata bijak yang pas untuk menggambarkan usaha jasa keamanaan ini. Meski cukup mengetahui seluk beluknya, tak berarti bisnis yang dirintisnya ini tidak menemui kendala. ''Dari tahun 2001 hingga 2003 SPD mengalami perkembangan yang tak bagus, banyak cobaan. Baru tahun 2004 dan seterusnya mengalami perkembangan yang pesat,'' papar suami T Dilla Meiperina.

Menurut Ali, ada beberapa faktor penyebab kurang berkembangnya bisnis jasa ini, di antaranya izin resmi yang tak kunjung keluar dari pemerintah, kerja yang belum maksimal, dan fokus bisnis yang terlalu sempit. Yakni hanya mengandalkan order VIP protection yang orderannya sangat jarang. Untunglah, Alex menekuni bisnis ini bukan karena alasan bisnis semata. Tapi karena ia menyukai hal-hal yang berkaitan dengan olah tubuh dan pengamanan. “Karena hobby, bisnis ini tetap bisa bertahan dan berkembang seperti sekarang,” ucapnya.

Di tangan Alex-lah SPD yang semula hanya mengandalkan order VIP protection, kemudian memperluas jasa pengamanannya hingga meliputi pengamanan reguler dan manajemen parkir. Sejak itu SPD makin banyak anggotanya dan berkembang pesat.

Adapun visi yang dipegang oleh SPD ini adalah menyiapkan kader-kader security yang berkualitas dan profesional guna menunjang tugas pokok di bidang pengamanan yang berdaya guna dan berhasil. Sedangkan misinya adalah menjadikan Pusdiklat SPD sebagai sarana untuk mendukung kelancaran tugas pokok tenaga security yang profesional dan siap pakai. Ali menambhakan misi SPD yaitu menyiapkan kader security yang mempunyai disiplin tinggi, tanggap, loyalitas, dan bertanggung jawab demi menghadapi tantangan di bidang pengamanan, secara profesional.

Dengan visi dan misi yang jelas, karenanya tak heran SPD memiliki anggota yang tidak sedikit. Kini, anggota terdaftar di SPD sudah mencapai 3000 personil siap pakai. Sedikitnya terdapat 20 konsumen yang menggunakan jasa SPD saat ini.

Para pengguna jasa SPD tersebut antara lain Sampoerna Strategic Square, Lion Tower Building, Bapindo Plaza, Gedung Cyber, Pertani Housing, Villa Ampera Kemang, Penerbangan Wings Air, Gudang Bandara Mas, Gajah Mada Plaza, Mal Lippo Cikarang, Water Boom Lippo, Permata Berlian Reality, Taman Ria Senayan, Kawasan Bukit Sentul Real Estate Bogor, Jubilee International School, para anggota DPR dan MPR, tamu khusus Kedutaan Negara, pengusaha dan para ekspatriat.

Sarana prasarana SPD juga makin lengkap. Perusahaan yang mengantongi izin dari Kapolri tahun 2001 dan 2006 itu kini memiliki 20 mobil operasional kantor, 3 mobil pengawalan, 5 mobil pengamanan khusus VIP, 2 mobil patroli, 15 motor patwal, 7 mobil angkut pasukan Unimog dan Reo, 2 mobil anti huru-hara, mobil canon sebanyak 1 buah, 2 mobil ambulans emergency dan mobil Pusdiklat SPD 2 unit.

Begitu juga peralatan pengamanan security dan parkir, seperti detektor logam dan bom, CCTV, tongkat T, sistem alarm, CCTV, handy talkie, sangkur, borgol, dan lain-lain. Bahkan keberadaan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) SPD di atas tanah seluas 3 Ha juga dilengkapi sarana halang-rintang layaknya pelatihan militer.

Untuk pengembangan bisnisnya kedepan, Alex tengah menyiapkan sebuah pusdiklat terpadu di atas lahan seluas 6 hektare di daerah Citereup, Bogor. Saat ini SPD memang masih menggunakan lahan sewa di bilangan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, untuk dijadikan sebagai tempat pusdiklat para calon personel security.

Pusdiklat terpadu ini, jelas dia, akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Antara lain ruang kelas yang memadai, perlengkapan aral lintang, fasilitas outbound, fitness center, kolam renang, asrama dengan daya tampung 2 ribu orang.

Di atas lahan tersebut, juga akan dibangun sebuah akademi security untuk jenjang diploma satu (D1). Setiap calon tenaga security yang akan dididik di akademi ini, kata Alex, tidak akan dipungut biaya apapun. ''Saat ini dalam proses pembangunan, dan Insya Allah akan dioperasikan akhir 2008 nanti,'' ungkapnya lelaki yang suka warna hitam ini.

Menurut Alex, pusdiklat itu sudah ada sejak satu setengah tahun lalu. Setiap calon tenaga security akan digembleng kurang lebih dua bulan oleh pelatih-pelatih yang didatangkan dari kalangan militer, polisi, maupun sipil terlatih. “Paling cepat 1,5 bulan. Materi kelas 35%, sisanya materi lapangan,” jelas Alex.

Di SPD ada tingkatan jenjang pelatihan. Untuk tingkat dasar butuh waktu 8 minggu; diklat lanjutan I, 5 minggu; diklat lanjutan II, 5 minggu; dan diklat penyegaran, 5 minggu. Untuk pendaftaran awal, seorang calon security dikenai biaya Rp 700 ribu guna membeli perlengkapan pribadi. Tapi begitu lulus, ia akan segera ditempatkan di berbagai instansi yang sudah bekerjasama dengan SPD.

Menurut Alex, keunggulan yang dimiliki SPD adalah memiliki ijin resmi dari Kapolda dan Kapolri, memiliki prasarana dan sarana yang cukup lengkap, didukung oleh tim instruktur terlatih dan berpengalaman di bidangnya, dipandu dengan kurikulum dan modul-modul diklat yang baku dan lengkap, selalu melakukan kerja sama dengan Polda Metro Jaya dalam penerbitan sertifikat dan KTA, security yang dihasilkan telah disalurkan ke berbagai instansi dan perusahaan di seluruh wilayah Jabotabek.

Setelah sukses membesarkan SPD, Alex pun mulai membentuk satu perusahaan lagi di bidang serupa dengan nama PT Setai Waspada Tanggap dan Tangguh (SWATT). ''Nantinya SWATT ini dikhusukan untuk mencetak tenaga security kelas B. Sedangkan SPD khusus untuk yang kelas A,'' ujarnya.

Meskipun perusahaan yang dikelolanya sudah cukup besar, Alex tetap tidak meninggalkan hal-hal prinsip dalam menjalankan tugas, yakni melakukan perencanaan, kerja keras, siap menderita, jujur dan ulet serta mendasari aktifitasnya dengan niat baik.

Ke depan, image security yang hanya bekerja menjaga di pos penjagaan harus berubah. Seorang security harus memiliki skill dalam berbagai hal, yaitu kemampuan memberikan layanan protection, melakukan investigasi, pengenalan bom, komputer, dan peralatan canggih lainnya.

Karenanya, tak jarang sekarang banyak gedung bertingkat yang memiliki teknologi canggih banyak dioperasikan oleh security. ”Security bukan lagi profesi pinggiran melainkan profesi yang bisa dibanggakan,” tandasnya. Obsesi Alex satu: menjadikan SPD perusahaan security kebanggaan bangsa Indonesia!

BOKS

Panglima yang Rajin Puasa

Matahari kian condong ke ufuk Barat. Pria dengan setelan safari hitam dengan rambut dikuncir sebahu nampak asyik dengan tasbih kecilnya, sesekali ia berkisah sembari menunggu kumandang azan maghrib dari televisi yang ada di kantornya.

Segelas air putih dan teh hangat menghiasi mejanya, nampak beberapa makanan ringan juga tertata rapi. ”Ayo mas sambil dimakan...” pintanya kepada Majalah Gontor yang saat itu bertandang ke kantornya.

Saat azan berkumandang, segelas air pelepas dahaga dan makanan ringan pun menjadi menu utamanya. Setelah seharian penuh tak makan dan minum karena berpuasa. Itulah salah satu tradisi yang sudah mengakar dalam diri Alex. Setiap hari Senin hingga Kamis, ia menjalani ibadah puasa sunnah.

Kebiasaan yang dilakukan Alex ini tak lepas dari didikan orangtuanya sejak kecil. Orangtuanya kerap memberikan contoh teladan dengan cara menjalankan puasa Senin-Kamis. Namu berbeda apa yang dilakukan oleh Alex, dirinya tak hanya puasa Senin-Kamis melainkan puasa Senin hingga Kamis setiap pekannya.

Selain puasa sunnah, Alex kerap mendapatkan didikan disiplin tinggi dari orangtuanya. Misalnya, ketika waktu antara maghrib dan isya’. Di antara dua waktu ini, Alex tidak diperbolehkan keluar atau beranjak dari rumah, pasalnya ia harus mengikuti acara pengajian atau wiridan.

Menurut Alex, dengan menjalankan puasa sunnah, dirinya merasa hidupnya ada yang mengontrol. Ada rambu-rambu yang menjadi pedoman bagi dirinya untuk tetap melakukan hal yang dianjurkan dalam agama.

”Dengan puasa hidup saya agar tidak lari tanpa arah. Hidup ini harus punya arti, karena hidup di dunia hanya sekali dan selanjutnya ke akhirat. Maka rugi sekali jika kita tidak memanfaatkan waktu dengan baik,” tegasnya.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Sukses buat bang Alex..