Sabtu, 16 Februari 2008

Raup Rizki dari Ayam dan Lele

Malam itu jarum jam menunjukkan pukul 19.30 WIB, warung tenda di pinggir jalan berlabel Alim Jaya ini ramai dikunjungi pembeli yang ingin menikmati makan malam. Tempatnya sederhana, makanan yang disajikan pun sederhana, ayam goreng dan pecel lele. Kendati demikian, keuntungan yang dihasilkan warung ini cukup menggiurkan.

Bagi yang bermodal pas-pasan, bisnis warung tenda di pinggir jalan mungkin salah satu peluang untuk maraup rezeki. Menurut Muallim, rata-rata dalam semalam dirinya bisa mengantongi keuntungan bersih Rp 200 ribu. Ini berarti dalam sebulan, Alim bisa memperoleh untung Rp 6 juta.

Alim membuka warung tendanya di pinggir jalan Akses Depok sejak tahun 1998. Alim mengakui warungnya hanya menyediakan dua menu utama, yaitu nasi ayam goreng dan pecel lele. Namun dengan dua menu ini, Alim sudah bisa membangun rumah di kampungnya, Cirebon.

Menurut Alim, bisnis makanan ini gampang-gampang susah. Karena ini menyangkut selera seseorang. Karenanya, pemilik warung harus pandai menyesuaikan selera yang dibutuhkan konsumen. "Sekali konsumen cocok dengan rasa yang kita sajikan, kemungkinan besar ia akan datang lagi dengan membawa orang terdekatnya," katanya.

Untuk mendirikan warung tenda ini, Alim merogoh kocek sebesar Rp 7 juta. Modal ini menurutnya, untuk pembelian gerobak, tenda besi, meja, kursi, piring, gelas, mangkok, dan peralatan dapur lainnya. "Warung nasi ini punya cash flow harian, maka modal yang diputar tidak terlalu besar, namun berpeluang menghasilkan keuntungan besar," ujarnya.

Dalam semalam, Alim bisa melayani 60 sampai 80 orang. Biasanya, ia mulai buka warungnya pada jam 17.00, sedangkan tutupnya maksimal jam 01.30 dini hari. Namun jika barang dagangannya laris, maka ia tutup lebih awal. Menurut pengalaman Alim, biasanya waktu yang paling laris adalah ketika malam Minggu dan malam Jum'at.

Setiap malam, Alim cukup menyiapkan modal sebesar Rp 400 ribu untuk membuka warungnya. Dana ini digunakan untuk pembelian bumbu, ayam, lele, lalapan, sewa listrik dan beli beras.

Alim mengatakan sekali buka warung, dirinya menyediakan 10 ekor ayam atau 40 porsi ayam siap hidang. Setiap ekor yang ia beli seharga Rp 10 ribu, ia potong menjadi empat porsi. Setiap porsinya, Alim mematok harga Rp 7 ribu atau Rp 28 ribu untuk empat porsinya. Jadi jika ayam yang disajikan laku semua, maka Alim bisa meraup mendapatkan hasil sebesar Rp 280 ribu. Pendapatan ini belum dari menu pecel lelenya.

Untuk menu pecel lele, setiap malam Alim menyiapkan 5 kilogram ikan lele. Setiap kilogram ikan lele, Alim membelinya dengan harga Rp 10 ribu dan mendapatkan 8 ekor ikan lele. Jadi, untuk 5 kilogram, ia menyediakan menu siap saji 40 ekor ikan lele. Menurut Alim, besarnya pendapatan yang dihasilkan dari menu pecel lele ini juga cukup besar. Setiap porsinya, Alim memasang tarif seharga Rp 5 ribu. Atau jika 40 ekor yang disajikan laku semua, maka ia mendapatkan hasil sebesar Rp 200 ribu. "Padahal untuk beli lelenya saja hanya menghabiskan Rp 50 ribu," katanya. Sedangkan untuk minumannya, Alim menyediakan minuman mulai dari air mineral, es teh dan es jeruk.

Senada dengan Muallim, Hariadi yang menjajakan dagangan ayam goreng dan pecel lele di bilangan jalan raya Bogor ini juga mengaku mendapatkan keuntungan yang cukup besar. Menurut Hariadi, dalam semalam, dirinya bisa menjual ayam gorengnya sebanyak 12 ekor atau 48 porsi.

Suhardi mematok harga perporsi sebesar Rp 7 ribu. Maka dalam semalam, jika ayamnya terjual semua, ia bisa mengantongi uang sebesar Rp 336 ribu. Ini berarti pendapatan Hariadi lebih besar di banding Muallim yang hanya mampu menjual 40 ekor setiap malamnya.

Sedangkan untuk pecel lele, Hariadi juga bernasib mujur, pasalnya dalam semalam, ia bisa menghabiskan 3 sampai 4 kilogram ikan lele. atau sekitar 20 hingga 30 ekor. "Yang namanya dagang, kadang laku keras, kadang juga sepi," paparnya. Namun Hariadi mengakui kalau dagangannya selama ini selalu laris.

Hariadi mengakui kalau tempat yang ia tempati cukup strategis, karena di samping dekat dengan pasar, dekat jalan raya juga dekat dengan rumah sakit. "Jadi setiap malam cukup ramai banyak orang, meski sudah jam 12 malam ke atas," katanya.

Masalah tempat, keduanya mempunyai pendapat yang sama, bahwa membuka warung tenda harus memperhatikan lokasi yang tepat. Di antaranya tempat yang cocok untuk warung tenda ini adalah di pinggir jalan, dekat dengan keramaian, mempunyai tempat parkir yang cukup, tempat tidak berdebu, "Kenyamanan tempat salah satu faktor warung disinggahi pembeli," katanya.

Setiap bisnis tentu memiliki resiko. Demikian juga usaha makanan siap saji ini. Untuk mengantisipasi barang tidak laku, pengelola warung perlu tahu saat yang ramai dan sepi. Muallim mengatakan, kalau warung tendanya biasanya ramai pada malam Jum'at dan malam Minggu.

Sedangkan untuk mengantisipasi dagangan tidak laku, Hariadi biasanya, menyimpannya di tempat yang tahan basi, seperti dalam kulkas. Sebab menurutnya, ada beberapa lauk yang tahan dua hari. "Jika menyimpan bisa dilakukan, maka saya lakukan, jika tidak saya manfaatkan yang lain," katanya.

Tips Buka Warung Tenda

1. Pemilihan lokasi.
Usahakan di lingkungan keramaian, biasanya di daerah anak kos, pasar, terminal.

2. Menentukan menu masakan.
Menu masakan bisa dikelompokkan menjadi menu khusus atau umum (banyak ragam menu). Mau berjualan khusus seperti lalapan lele, nasi goreng, sate & gule atau menu campuran. Harus diperhitungkan baik buruknya.

3. Tukang Masak.
Koki bisa dibilang sebagai kunci utama warung. Ciri khas rasa ada ditangan koki.
Carilah koki yang memiliki cita rasa tinggi. Sesuaikan dengan menu yang akan dijual.

4. Supplier murah
Mencari supplier murah tentu menjadi penting. Dengan supply barang murah, kita akan mampu menekan harga jual atau mendapatkan keuntungan lebih. Jangan membeli barang murah dengan kualitas jelek. Pilihlah kualitas bagus dengan harga lebih murah.

5. Interior & Perabot
Dekorasi warung akan memberikan kesan kepada konsumen. Apakah mau didesain konvensional dengan etalase dan meja memanjang, dengan meja kecil berhadapan atau lesehan. Sesuaikan dengan kondisi lingkungan.

6. Harga dan rasa.

Usahakan rasa yang disajikan enak namun harga bisa terjangkau. Jangan memasang tarif yang terlamapu tinggi untuk warung tenda pinggir jalan.

7. Menu tambahan.

Menu tambahan menjadi daya tarik tersendiri dan juga menambah keuntungan. Menu tambahan bisa berupa variasi minuman seperti soft drink, juice, dll.

8. Kebersihan.

Meskipun menyediakan menu murah meriah dan lezat, akan sangat nikmat makan di tempat yang bersih dan rapi. Janganlah memnjual menu yang sudah basi.

9. Ramah.

Pelayanan yang ramah akan membuat pelanggan tidak segan kembali lagi. Carilah karyawan bagian depan yang murah senyum dengan penampilan rapih dan enak dipandang.

10. Promosi.

Promosi bisa dilakukan dengan spanduk, menyebar brosur atau pun memberikan door prize untuk bulan-bulan tertentu.

Tidak ada komentar: