SMITH ALHADAR
Dewan Penasehat the Indonesian Society for Middle East Studies (ISMES)
Iran, negeri kaya minyak yang dipimpin oleh Mahmoud Ahmadinejad telah menjadi sorotan dunia berkaitan dengan pengayaan uraniumnya. Pemerintah Iran mengklaim bahwa pengayaan uraniun ini hanya untuk tujuan damai, terutama untuk membangun infrastruktur perekonomian ke depan. Sedangkan pihak Amerika Serikat dan sekutunya memandang berbeda, bahwa pengayaan uraniun Iran hanya akan membahayakan dunia karena untuk keperluan perang.
Perdebatan pun mengerucut pada sanksi dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) pada Desember 2006. Di mana DK-PBB mengeluarkan resolusi yang meminta Iran menangguhkan dan menghentikan proses pengayaan uraniumnya. Resolusi itu memberi waktu kepada Iran selama 60 hari untuk menghentikan proses pengayaan uraniumnya.
Selain masalah Iran, masalah kebiadaban Israel, penindasan rakyat Palestina, dan pembumi hangusan negeri Irak, juga menjadi sorotan yang tak habis-habisnya dikaji. Kaitannya dengan isu-isu menarik di Timur Tengah, wartawan Majalah Gontor, Fathurrozi NK bertandang di kediaman seorang pengamat Timur Tengah, yang juga Dewan Penasehat the Indonesian Society for Middle East Studies (ISMES), Smith Alhadar beberapa waktu lalu. Demikian petikan hasil wawancaranya.
Iran salah satu negeri Timur Tengah yang disoroti oleh Barat, terutama Amerika Serikat karena program nuklirnya. Bagaimana Bapak melihat perkembangan politik Iran saat ini?
Saat ini, di Iran ada sebuah dinamika politik yang mencolok, terutama dikaitkan dengan program nuklir Iran. Dalam pemilihan umum untuk parlemen lokal beberapa waktu lalu, menunjukkan menurunnya dukungan Ahmadinejad dan dukungan terhadap kelompok moderat meningkat.
Pidato-pidato Ahmadinejad yang cukup vokal dan menentang hegemoni AS kemudian menimbulkan kritik dalam negeri sendiri atas kebijakan luar negeri Ahamdinejad. Terutama yang dimotori oleh kelompok moderat di Iran. Bagi kelompok moderat kebijakan luar negeri yang diambil presiden justru tidak mendukung pembangunan dalam negeri sendiri.
Apalagi ditambah sanksi yang akan diberlakukan PBB terhadap negeri Iran atas program nuklirnya, ini tidak disukai oleh kelompok moderat di Iran. Justru kebijakan luar negeri ini menciptakan atmosfer international yang kurang kondusif untuk pertumbuhan ekonomi di Iran, meskipun ini hak negera Iran untuk mengembangkan nuklir ini.
Apakah retorika Ahmadinejad yang keras membuat gentar AS ?
AS mempunyai informan di Iran untuk mendapatkan informasi tepat sehingga bisa membentuk kebijakan AS yang tepat untuk Iran, saya rasa AS mendapatkan gambaran bahwa sikap keras Ahmadinejad tidak didukung oleh rakyat Iran. Dan AS tidak melihat retorika Ahmadinejad sebagai ancaman bagi posisinya di Timur Tengah. Karena presiden di Iran mempunyai kekuasaan yang terbatas, kekuasaan tertinggi itu terletak pada kakuasaan wilayatul fakih, yaitu lembaga tertinggi di Iran yang dipimpin oleh Ayatullah Ali Khomaini. Dia yang akan menentukan perang dan damai, ia menguasai media massa, menguasai angkatan bersenjata di Iran.
Sebagai pemimpin tertinggi Iran, Ali Khomaini harus bisa menyeimbangkan kekuatan konservatif dan moderat sehingga Iran tetap bersatu dalam wilayatul fakih, ia tidak bisa berdiri untuk salah satu pihak, tapi berdiri untuk menengahi masalah yang akan memuaskan kedua belah pihak.
Karenanya, Ahmadinejad sebagai presiden hanya menjalankan apa yang sudah ditentukan oleh parlemen Iran dan juga ada lembaga kemaslahatan nasional Iran yang juga ikut serta dalam mengambil keputusan di Iran, karena itu sikap keras Ahmadinejad itu tidak dilihat sebagai ancamana serius bagi Israel atau AS.
Mengapa pengayaan uranium terus dipertentangankan oleh AS ?
Saya melihat AS terlalu berlebihan dan ini tidak terlepas dari kalangan Yahudi, mereka kuwatir jika Iran memiliki nuklir maka akan terjadi kepincanagan kekuatan militer di Timur Tengah. Padahal Iran berulang kali mengatakan nuklirya untuk tujuan damai bahkan badan atom energi nasional (IAEI) sudah menyatakan tidak ada nuklir yang membahayakan, demikian pula CIA mengatakan tidak ada indikasi Iran membangun nuklir untuk tujuan perang, karena itu pembangunan nuklir Iran ini sesuai dengan perjanjian non profilerasi nuklir. Selain itu, faktanya yang terjadi, IAEA mengatakan bahwa Iran agak lambat dalam aktivitas pengayaan uraniumnya, yang mengindikasikan bahwa Iran menghadapi persoalan teknis. Sebelum Iran bisa membuat bom nuklir, Iran harus menguasai teknologinya dulu, bukan hanya pengayaan.
Begitu juga menurut agen intelejen AS, dibutuhkan jangka waktu sekitar lima sampai delapan tahun, jika semuanya berjalan lancar bagi Iran untuk membuat bom nuklir. Tapi bagi AS itu hanya kedok saja, Iran sebenarnya punya ambisi nuklir, karena itu AS tidak mau kompromi.
Apa sanksinya jika nekad?
Jika lebih dari 60 hari, terhitung sejak resolusi PBB ditetapkan, maka Iran akan mendapatkan sanksi berat bagi Iran dalam bentuk embargo ekonomi atau dalam bentuk boikot minyak Iran. Meski pun cara kedua ini akan banyak negara yang tidak menyetujui karena akan berdampak pada ekonomi dunia jika minyak harganya melambung tinggi.
Bukankah saat ini Israel punya senjata nuklir, kenapa tidak ditindak?
Memang AS berpihak kepada Israel, jika Isarel melakukan kejahatan terhadap kelompok Palestina, maka AS akan selalu menentangnya, sementara aksi brutal Israel juga sering di veto jika ada usulan yang berkaitan tentang Israel karena AS melihat Israel sebagai negara pijakan AS di Timur Tengah. Saat ini Israel sebagai negara kecil yang mempunyai tentara terbaik di banding semua tentara yang ada di Timur Terngah, Israel juga punya senjata canggih di antaranya nuklir.
Partai Demokrat di AS menang, apa pengaruhnya bagi Iran ?
Kaitannya dengan kemenangan Partai Demokrat di AS. Ini penting bagi Ahmadinejad untuk mengambil kebijakan. Karena pendekatan yang akan dilakukan oleh kelompok demokrat tidak sama dengan apa yang dilakukan oleh partai Republik yang dipunyai George W Bush. Bagi partai demokrat, Iran harus diajak berdialog dalam kaitan masalah Lebanaon dan Irak.
Sebenarnya dialog bisa dilakukan oleh Ahmadinejad. Ketegangan antara dua partai besar di Amerika itu bisa dimanfaatkannya untuk melakukan dialog. Ahmadinejad dalam hal ini perlu mengubah politik luar negeri dengan retorika yang lebih rasional untuk memperkuat posisi lokomotif demokrat di AS, sebab jika Iran melunak maka ada alasan bagi partai demokrat untuk menekan Bush untuk tidak melakukan tindakan keras terhadap Iran, tapi jika Ahmadinejad terus dengan suara vokalnya demokrat akhirnya bisa mengikuti kebijakan Bush yang cukup keras terhadap Iran, ini yang perlu diantisipasi oleh Iran terutama Ahmadinejad perlu ada penyesuaian konstalasi politik di AS dengan naiknya demokrat ke kongres.
Apakah Iran akan melunak setelah Demokrat menang?
Kemenangan demokrat akan melunakkan Iran. Ya Iran akan lebih melunak, setelah demokrat menang, sebab Ramsel mengundurkan diri karena ia merasa tidak sesuai dengan keadaan politik saat ini. Pada waktu terakhir ini menteri luar negeri AS Condoleeza Rice berkunjung ke Timur Tengah dan memberikan janji akan menyelesaikan konflik Timur Tengah dalam dua tahun, ini juga karena ada tekanan dari negara Uni Eropa yang menganggap kebijakan Bush tidak efektif dan kontra produktif bagi kepentingan mereka di Timur Tengah karena menimbulkan kebencian yang meluas di dunia. Dan ketidakpedulian AS terhadap masalah Israel-Palestina, padahal ini kunci dari ketidakstabilan di Timur Tengah.
Apa yang menjadi bargaining power Iran terhadap AS saat ini?
Iran berada di lokasi strategis yaitu teluk Persia, di mana setiap hari ada banyak tanker internasional yang lewat di sana sehingga negara di dunia berkepentingan untuk mengamankan teluk Persia ini. Iran mempunyai kekuatan militer yang jauh lebih kuat di banding Irak apalagi setelah perang Kuwaid, Iran juga lebih besar penduduknya di banding Irak. Hal ini menjadi nilai tambah bagi Iran untuk melakukan tawar menawar dengan AS, sehingga AS tidak berani melakukan aksi militer terhadap Iran, tapi ini tidak berarti bahwa Iran tidak bisa dikenai tekanan yang kuat atau mendorong aksi militer AS ke Iran jika terpaksa AS melakukan itu. Karena itu bargaing power yang kuat ini dimanfaatkan sedapat mungkin untuk keuntungan Iran sendiri, jangan sampai salah hitung sehingga timbul bencana sebagaimana terjadi di Irak. Karena itu mesti pandai-pandai menghitung kekuatan diri sendiri dan kekutan musuh.
Apakah Ahmadinejad akan menjadi Presiden Iran lagi?
Saya kira ke depan, Ahmadinejad tidak bertahan di Iran.
Mengapa demikian ?
Karena Ahmadinejad dipilih rakyatnya karena bukan konservatismenya, bukan program politik luar negerinya, tapi karena masalah ekonomi negeri Iran yang mengalami kekacauan sebelumnya. Kita tahu dijaman pendahulunya Muhammad Khatami sangat moderat dan reformis, dia banyak melakukan kebijakan-kebijakan berani, misalnya pada tahun 80-an suasana di Iran agak tegang karena banyak tentara sebab kondisi masih perang Irak-Iran, tidak adanya pergaulan ‘bebas’ para remajanya.
Namun setelah beberapa waktu lalu saya ke Iran ada perbedaan yang mencolok, di mana pemuda Iran sangat styles, para pemuda bergaul cukup bebas, mencat rambut warna-warni dan lain sebagainya. Hal ini karena pemerintah tidak berdaya melarang keadaan itu, sebab kita tahu bahwa sekitar 60 persen penduduk Iran terdiri dari generasi muda yang tak pernah mengalami revolusi seperti sebelumnya, jadi dengan adanya globalisasi seperti saat ini mereka tidak mau terisolir dengan sosial budaya, mereka mengikuti perkembangan dunia.
Selain itu, Iran dalam melaksanakan pembangunan selalu mempertimbangkan aspirasi para pemuda ini. Maka ketika Ahmadinejad yang dikenal cukup konservatif menjadi tidak berani mengambil kebijakan yang konservatif tentang masalah sosial dan budaya. Kemenangan Ahmadinejad dipicu oleh anak-anak muda yang prustasi dengan kondisi ekonomi saat itu. Saat kampanye Ahmadinejad banyak mengecam kondisi ekonomi pemerintahan sebelumnya, karena itu suara yang ia dapat cukup untuk mengangkat dirinya menjadi presiden.
Bagaimana setelah menjadi presiden ?
Namun kenyataan sakarang ada kesenjangan ekonomi, ketika harga minyak naik menjadi 70 dolar per barel, justru ada kesenjangan ekonomi bahkan ada rakyat yang kelaparan padahal saat harga minyak rendah seluruh rakyat bisa makan. Selain itu, ia juga akan membabat seluruh koruptor dan mempersembahkan uang hasil koruptor untuk rakyat, tapi kenyataannya ini tidak terjadi. Sehingga ada muncul kekecewaaan di masyarakat atas kinerja Ahmadinejad. Ditambah kebijakan luar negeri yang diterapkannya justru timbul kecemasan terhadap masyarakat Iran.
Beralih ke Irak, Bagaimana Bapak melihat konflik di Irak saat ini?
Bagaimana pun, konflik sektarian yang terjadi di Irak saat ini bukan dipicu perbedaan mazhab, melainkan masalah politik. Kelompok Syiah—yang kini mendominasi pemerintahan karena populasi mereka yang mayoritas dibandingkan dengan Arab Sunni yang hanya sekitar 15 persen—dianggap berkolaborasi dengan tentara pendudukan pimpinan AS. Sebenarnya, golongan Syiah juga tidak menghendaki adanya tentara asing di negeri mereka.
Sebagaimana golongan Sunni, mereka juga menginginkan AS hengkang dari Irak secepat mungkin. Namun, perang yang dilakukan kelompok militan Syiah Mahdi al-Sadr itu tidak berkelanjutan karena tidak didukung ulama senior, seperti Ayatullah Ali Husain al-Sistani, yang menganggap tidak realistis mengusir tentara AS dari Irak. Kepergian AS pada saat ini justru bisa mendorong Irak ke dalam jurang perang sipil.
Sekarang semakin banyak anggota Al Qaeda maupun kelompok militan lain dari negara-negara Arab menyusup ke Irak untuk membalas dendam terhadap AS yang terus mendukung Israel. Serangan mereka terhadap Syiah bertujuan menciptakan perang sipil untuk menggagalkan agenda AS. Untuk mengendalikan keadaan, seharusnya negara tetangga Irak yang terkait dengan etnik dan mazhab di Irak, seperti Iran, Turki, Kuwait, Arab Saudi, Yordania, dan Suriah, dilibatkan dalam mencari solusi.
Apa masalah AS di Irak saat ini?
Demokrat menghendaki agar Bush tidak lagi menambah pasukan ke Irak, bahkan kalau bisa menarik sebagian pasukannya karena banyaknya korban dari tentara AS. AS sendiri hingga sekarang menemukan masalah besar, ia mau keluar dari Irak merasa malu dan akan dianggap tidak bertanggungjawab setelah mengobrak-abrik sebuah negara, sedangkan bertahan lama di Irak akan meminta ongkos ekonomi yang sangat besar, saat ini 500 milyar dolar AS ditambah kebencian kaum muslim di dunia meningkat dengan adanya konflik yang meningkat di irak.
Saat ini banyak kebijakan AS yang merugikan bangsa Arab, bagaimana menurut Bapak?
Saat ini ada kesenjangan antara kalangan elit di wilayah Arab dengan masyarakat kelas bawah, hal ini terkait dengan kekuasaan AS terhadap para pimpinan negara-negara Arab. Sehingga jika kesenjangan ini terus menerus terjadi permasalahan di Israel-Palestina tetap berjalan ini akan menyulut teroris-teroris baru karena ketidakpuasan atas pemerintahan di sebagian negara Arab dan ketidakadilan kebijakan AS selama ini. Sebab kebijakan tidak disetujui oleh rakyat Arab melainkan kebijakan yang dikeluarkan rezim pimpinan Arab yang dekat dengan AS. Karena jika ada kebijakan yang menyangkut Palestina dan rezim pemerintahan diam sementara rakyat di bawah gelisah maka akan terjadi goncanagan di Timur Tengah dan ini akan merugikan AS juga karena kepentingan minyak di sana. Karena itu AS mencoba mengembalikan nama baik ini.
Smith Alhadar, dilahirkan di Ternate pada 27 Juni 1956. Pada tahun 1984 ia pernah bekerja di Kedutaan Iran hingga tahun 1986. Namun ia berhenti bekerja karena kondisi politik antara Indonesia dan Iran kurang kondusif, hal ini berkaitan dengan perang Irak-Iran di Timur Tengah, di mana saat itu Indonesia mendukung Irak.
Setelah kondisi mulai membaik, tepatnya tahun 1992, Indonesia mengadakan acara akbar berupa Konferensi Tingkat Tinggi non Blok, pada saat itu pula Iran mengikuti acara tersebut dan membutuhkan tenaga kerja. Akhirnya, Smith pun diterima bekerja di Kedutaan Iran sebagai penerjemah media-media lokal yang berkaitan dengan isu Iran.
Kini, selain bekerja di Kedutaan Iran, Smith menjadi Dewan Penasehat the Indonesian Society for Middle East Studies (ISMES). Di sinilah Smith banyak menghabiskan waktunya untuk mengkaji persoalan yang berkaitan dengan isu-isu negara Timur Tengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar