Jumat, 08 Februari 2008

Mandiri dengan Folia


Fajar Irawan

”Jangan menjadi orang gajian.” Demikian secuil ungkapan yang meluncur dari mulut Fajar Irawan, seorang pengusaha muda yang bergerak di bidang obat-obatan tradisional, Folia Herba. Meski belum genap setahun membuka usaha sendiri, Fajar telah mempunyai 50 agen yang tersebar di Indonesia.

Kisah perjalanan karirnya tak semudah yang orang kira. Awalnya, Fajar menjadi pegawai di sebuah perusahan farmasi, bahkan seluruh keluarganya juga berasal dari kalangan para pegawai. Namun nasib berkehendak lain, berkat pergaulan dengan teman-temannya yang berasal dari latar belakang profesi makin membuka wawasannya untuk bisa hidup mandiri secara ekonomi sehingga bisa menyumbangkan untuk kesejahteraan umat.

”Sulit rasanya bila terus-menerus menjadi pegawai yang hanya menggantungkan gaji bulanan. Selain itu, bukankah pintu rezeki lebih banyak Allah limpahkan melalui usaha sendiri,” ungkapnya kepada majalah Gontor saat ditemui di salah satu gerai agen di Jakarta.

Atas kesadaran inilah, akhirnya Fajar memutuskan untuk keluar dari perusahaan farmasi tempat ia bekerja. Melalui pengalaman selama 9 tahun di perusahaan farmasi, ia kembangkan ilmunya untuk membuat produk sendiri dengan nama Folia Herba. Dengan modal lembaran proposal tentang manfaat herbal, ia pun mencari dana ke beberapa kenalannya. Akhirnya, ia pun berhasil mengumpulkan dana sekitar Rp 150 juta untuk memulai usahanya.

”Saya memulai menawarkan produk herba kepada orang-orang terdekat seperti saudara, teman-teman pengajian, juga teman-teman istri. Setelah merasakan manfaatnya, alhamdulillah mereka tidak segan-segan untuk merekomendasikan ke keluarga dan teman mereka untuk bergabung,” papar pria kelahiran Banyuwangi, 26 Juni 1971.

Fajar memilih usaha ini karena sesuai dengan latar belakang pendidikannya yaitu di Apoteker, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Di samping itu karena mahalnya obat-obatan modern yang ada di pasaran, ditambah lagi besarnya resiko terhadap organ-organ tubuh bila dikonsumsi dalam jangka panjang, karenanya Fajar memililh obat dari dedaunan yang dikemas dalam bentuk kapsul.

”Dengan harga jual berkisar Rp 35.000 – Rp 40.000 per botol berisi 30 kapsul, Folia herba bisa dijangkau oleh sebagian besar konsumen. Di saat harga obat medis makin melambung, ditambah lagi resikonya,” papar suami Devi Trisna Afiati.

Selain itu, Fajar memilih produk herbal karena ingin menyadarkan masyarakat bahwa kekayaan alam ini Indonesia sebenanrnya memiliki segudang manfaat jika mau menelitinya. Sebagai contoh, pasar herbal di Indonesia pada tahun 2004 mencapai Rp 4 trilyun dan tumbuh kira-kira 15% - 20% per tahun. Angka ini, menurut Fajar masih relatif kecil dibandingkan pasar herbal secara global. Karennya, perlu dikembangkan herbal produk dalam negeri sendiri. ”Ternyata keadaan ini membuka peluang bisnis yang sangat menjanjikan,” katanya.

Usia usaha Fajar sebenarnya bisa dibilang baru seumur jagung. Karena secara resmi produk ini baru diluncurkan menjelang Ramadhan 1426 H, meskipun persiapan sudah dilakukan sejak April 2005. Mulai dari pendirian badan usaha, riset & penyiapan bahan, pendaftaran ke BPOM sampai proses sertifikasi halal ternyata butuh waktu berbulan-bulan
.

Dengan konsep kombinasi beberapa herbal dalam satu kapsul, Fajar telah berhasil mengemas produknya menjadi lebih praktis untuk dikonsumsi sehingga harganya pun bisa lebih ekonomis. ”Didukung oleh hasil riset ilmiah serta sertifikat halal dari LPPOM MUI, alhamdulillah Folia herba mulai diterima oleh konsumen. Saat ini kami sudah menerima banyak pesanan dari agen-agen, termasuk dari luar kota dan luar pulau,” ujarnya.

”Kami sangat bersyukur karena banyak pasien yang bisa disembuhkan atau setidaknya berkurang keluhan atau penderitaannya setelah mengkonsumsi produk-produk Folia herba. Hal ini semakin menambah semangat dan tekad untuk terus mengembangkan produk-produk lainnya seperti madu herbal dll,” paparnya.

Saat ini, Fajar berhasil memproduksi 14 item yang sudah dipasarkan. Seluruhnya berupa kapsul dalam kemasan botol kecil. Jenis produknya pun beragam, mulai produk untuk penyakit degeneratif seperti diabetes, hipertensi, hiperkolesterol, asam urat dan lainnya, begitu juga untuk kanker dan tumor, pelangsing tubuh, alergi berat sampai produk untuk meningkatkan stamina.

Di antara produk-produk yang ia produksi, ada satu produk spesial yang menjadi andalan Fajar yaitu Folia Sauda. Produk ini mengandung jintan hitam atau habbatus sauda, tanaman yang disebut oleh Rasulullah SAW dalam hadis beliau sebagai obat untuk segala macam penyakit kecuali maut. ”Riset ilmiah modern ternyata mendukung hadis tersebut di mana habbatus sauda terbukti mampu digunakan untuk mengatasi banyak penyakit dalam,” jelasnya.

Selama ini, Fajar mengembangkan usahanya melalui model keagenan. ”Saya merasa, pola pemasaran melalui keagenan masih cukup efektif untuk dikembangkan. Karena selain didukung oleh materi dan sarana promosi, juga diperkuat oleh pengakuan personal dari mereka yang telah merasakan manfaat produk ini,” katanya.

Biasanya, partner yang menjadi agennya memiliki outlet yang di dalamnya ada balai konsultasi dan menyediakan konsultasi mengenai herbal, bahkan ada yang mempunyai klinik yang juga menyediakan dokternya. Menurut Fajar, klinik-klinik pengobatan alternatif seperti shiatsu, pijat refleksi pun banyak yang menyediakan Folia Herba.

”Saat ini sudah ada sekitar 50 agen yang tersebar mulai dar Padang, Lampung, Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur sampai Makassar. Kami masih membuka peluang bagi siapa saja yang berminat untuk menjadi agen. Insya Allah dalam waktu dekat ada beberapa agen yang akan bergabung untuk mengembangkan klinik herbal, termasuk beberapa dokter yang concern dengan produk-produk herbal,” ujarnya.

Sejalan dengan makin tersebarnya produk Folia di pasaran, berbagai aktifitas untuk menunjang pengembangan bisnisnya ia lakukan, di antaranya melakukan promosi agar masyarakat semakin sadar akan produk herba. Fajar pun juga melakukan kerjasama dengan beberapa media, misalnya penjajakan untuk membuat talkshow di beberapa stasion radio, selain untuk lebih memperkenalkan produk juga agar konsumen tahu agen-agen yang terdekat dengan tempat tinggalnya. Begitu juga untuk even-even pameran tertentu, Fajar juga banyak ikut berpartisipasi.

Setelah melakukan sosialisasi, berbagai kalangan mulai berminat untuk menjadi agen, dan penjualan pun beranjak naik. Dari laporan-laporan yang diperoleh dari para agen, ternyata banyak yang memesan kembali untuk dijual. “Syukur alhamdulillah ternyata cukup banyak yang merasakan kesembuhan atau perbaikan dari keluhan penyakitnya,” katanya.

Tak hanya sosialisasi, Fajar pun juga mengemas produknya dengan sunggug-sungguh, karena ia sadar bahwa kemasan memiliki arti yang sangat penting, Fajar ingin memberikan kesan bahwa Folia herba adalah produk modern. Mulai dari pemilihan kapsul dan botol, desain label sampai dus dirancang oleh ahli dibidangnya. Demikian pula materi promosi seperti brosur, banner dirancang khusus agar mampu mendukung kesan modern tersebut.

Mengenai nama Folia yang menjadi merk produknya, Fajar mengambilnya dari bahasa latin yang berarti daun. Menurutnya, nama tersebut selain terdengar elegan dan bercita rasa tinggi dan mudah diingat. Folia berarti daun, yang sesuai dengan kandungan produk dimana sebagian besar kandungannya adalah dari dedaunan.

1 komentar:

serpihan ilmu mengatakan...

bagai mana cara memperoleh folia herba? saya bertempat di kalimantan selatan